Anak suka update status di sosial media (sosmed), jangan happy dulu. Ada risiko anak main jejaring media sosial yang mengintai. Bisa jadi, anak tidak mengerti dengan memajang status terupdate dirinya. Padahal, bisa jadi, ia sedang diintai oleh orang dengan niat jahat. Karena, tak sedikit kriminalitas yang terjadi dengan memanfaatkan media sosial seperti FB (facebook) dan Twitter.
Kenali dulu risiko anak main jejaring media sosial berikut ini:
- Ketika menulis profil di FB dan Twitter, mereka terhubung dengan dunia.
- Jangan lupa, FB juga menjadi tempat nyaman bagi orang-orang yang bermaksud jahat. Siapapun dengan mudah bisa memalsukan identitas. Bisa saja, predator seksual, termasuk pedofil. Atau, penculik yang sedang mencari target operasi.
- Kebiasaan mem-posting satus serta memunggah foto-foto yang sifatnya detail dan pribadi tanpa memikirkan efek jangka panjangnya. Duh, kalau ada orang jahat yang membaca informasi seperti itu, bisa dengan mudah jadi target, bukan?
- Curhat anak tentang keadaan orang tuanya. Bisa berupa ungkapan kemarahan pada teman dan guru di statusnya. Mereka sukar menyadari apa yang sudah terpapar ke media sosial kerap akan tetap ada di sana secara permanen. Bahkan kalaupun sudah dihapus, bisa saja sudah tersebar ke semua orang yang terhubung di media sosial.
- Yang tak kalah pentingnya juga risiko cyberbullying (pelecehan) yang bisa dihadapi anak yang aktif di media sosial. Secara psikologis, anak belum siap dengan dampak buruk dari cyberbullying. Ada baiknya beri pengertian soal bahayanya dan cara menghadapinya.(*)
Seng nggae blog ya kena candu sosmed, , :D
BalasHapuskok tau :D ?? karena itu saya ingin berbagi :) agar yg lain tdk jadi korban ....
BalasHapus