Langsung ke konten utama

Cinta Putri, Atas Nama Pengorbanan dan Kepedihan

Novel ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang Putri, yang hidup di jaman Pemerintahan Presiden ke-2 RI Suharto. Putri adalah anak walikota Malang yang kuliah di Universitas Brawijaya Jurusan Fakultas Ilmu Administrasi. Walaupun Puteri menghindar dari arus idealisme mahasiswa yang sering berdemonstrasi, namun tak bisa dipungkiri jika teman-teman dekatnya adalah para aktivis yang sering berdemo dari Malang bahkan sampai ke Jakarta untuk menuntut presiden turun dari jabatannya.


Adalah Neno yang menjadi perhatian Putri, Ketua aktivis kampus dan ternyata anak seorang anak pedagang di sekitar kayutangan. Kehidupan sehari-hari Neno yang sederhana bersahaja menjadi manjadi daya tarik tersendiri. Putri kerap bermain ke rumah Neno untuk melihat secara langsung bagaimana harmonisnya keluarga Neno. Lambat laun Putri mulai menyukai Neno dan mereka berdua menjalin suatu hubungan batin.
Hingga suatu hari Neno dikabarkan hilang. Simpang siur berita yang di dengar putri, apakan Neno benar-benar masuk dalam daftar orang yang dihilangkan? Mengingat hilangnya Neno saat ia berdemo di Jakarta. Hingga Putri lulus S1, Neno belum juga muncul batang hidungnya, bahkan beritanya saja tenggelam seolah-olah di telan bumi. Hanya teman-temannya yang mengerti keadaan puteri berusaha menghibur putri.
    Lama tak ada kabar akhirnya dengan terpaksa putri meninggalkan Indonesia untuk kuliah di luar Negeri untuk melanjutkan S2. Sembari tetap mencari berita mengenai Neno. Ia bersama Marzuki teman Neno saat kuliah dulu masih terus mencari keberadaan Neno.
    Kabar lengsernya Suharto pun mulai terdengar di tahun 1998 tepatnya pada tanggal 22 bulan Mei. Namun sayang, politik pemerintahan yang telah merenggut mahasiswa-mahasiswa yang hilang mulai mereda. Tak ada yang menghiraukan. Tak ada yang bertanggung jawab dari pihak pemerintahan. Putri semakin gundah, dan ia harus berusaha menjalani hidup baru.
Novel ini adalah karangan yang luar biasa, novel ini adalah karangan terakhir dari salah satu karangan dari seorang yang luar biasa yaitu Ratna Indraswari Ibrahim sebelum ia dipanggil pulang ke pangkuan Tuhan, ia mampu menuangkan Tragedi orang hilang di masa Pemerintahan Suharto dengan sebuah Novel yang menyentuh. Saat membaca kita seolah-olah tenggelam dalam kisah ini dan ikut merasakan kepedihan orang-oarang yang hidup di masa itu.   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

movie review : HAFALAN SHALAT DELISA

Genre : Drama Producer: Chand Parwez Servia Directed by : Sony Gaokasak Author manuscript : Armantono Company movie : Starvision ( The story lifted from the novel with the title " Hafalan shalat Delisa" by Tere Liye . ) movie review : HAFALAN SHALAT DELISA BY : TERE LIYE Seven year anniversary of the tsunami disaster in Aceh on December 26, 2004, a family drama set in the back of one of the greatest tragedies of mankind nature has ever experienced was released in theaters many places in Indonesia. Titled memorize prayers Delisa, a novel titled the same as the work of Tere Liye. The story of the efforts of a child who survived the tsunami to continue his life, memorizing prayers Delisa recognized to have some moments that can make the audience were shocked and sympathize with all the trials through which the characters present in the story of this film.

Manusia dan Harapan yang bersifat Das Sein dan Das Sollen - ISBD

BAB I PENDAHULUAN A.                 LATAR BELAKANG          Pada dasarnya manusia dan harapan itu berada dalam satu naungan atau berdampingan. Setiap manusia pasti mempunyai harapan, manusia tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing.          Harapan juga harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Allah SWT. Agar harapan bisa terwujud, maka manusia harus berusaha dengan sungguh-sungguh dan diikuti dengan berdo’a kepada Allah SWT. Hal ini disebabkan karena harapan dan kepercayaan tidak dapat dipisahkan. Harapan dan kepercayaan merupakan bagian dari hidup manusia selama di dunia karena setiap manusia mempunyai harapan dan kepercayaan kepada Allah SWT. B.                  RUMUSAN MASALAH 1.       Apa pengertian dari Manu

Apa itu Rebana Al-Banjari ??

Rebana yakni sebuah alat yang terbuat dari kulit lembu menyerupai bedug pada masjid , namun berukuran kecil , sehingga cara memainkannya pun dengan di bawa oleh tangan kiri , dan di mainkan dengan tangan kanan . Bagi masyarakat Melayu di negeri Pahang , permainan rebana sangat populer, terutamanya di kalangan penduduk di sekitar Sungai Pahang . Tepukan rebana mengiringi lagu-lagu tradisional seperti indong-indong, burung kenek-kenek, dan pelanduk-pelanduk. Di Malaysia, selain rebana berukuran biasa, terdapat juga rebana besar yang diberi nama Rebana Ubi , dimainkannya pada hari-hari raya untuk mempertandingkan bunyi dan irama . (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Rebana ) Saya mengenal rebana pertama kali saat bersekolah di bangku Sekolah Dasar , saat itu di tempat mengajiku aku pertama kali menerima rumusan-rumusan rebana , DTT DDDT TD TT .. :D lucu saat aku pertama kali mendengarnya ...