Akeelah Anderson seorang anak umur 11 tahun yang bersekolah di Los Angles Selatan , seorang gadis kecil yang memiliki kulit hitam . Dia mampu mendapatkan nilai sempurna dalam ulangan mengeja di
sekolahnya, meskipun tanpa persiapan apapun. Kemampuan mengenal
kata-kata dan mengeja setiap huruf itu diajarkan oleh ayahnya yang juga
mencintai dunia kata , namun sang ayah meninggalkannya untuk selama-selamanya , dan tuk menghilangkan kesedihannya akeelah banyak mengeja kata-kata yang dia temui .
Dr.Larabee sangat disiplin dalam melatih Akeelah, tidak hanya cara
mengeja yang diajarkannya, namun juga sikap yang baik, sopan santun,
menghargai orang lain, cara berbicara, fokus & konsentrasi, percaya
diri, kerja keras, pengorbanan dan tentu saja kedisiplinan. Dengan
begitu, Dr.Larabee berhasil mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk Akeelah
dan juga membangkitkan semangat juang Akeelah untuk memiliki tujuan
hidupnya, untuk tidak takut pada dirinya sendiri, untuk percaya diri dan
berdiri di kaki sendiri.
Banyak cobaan yang harus dilalui Akeelah, mulai dari kehilangan
ayahnya yang membuat hatinya terpukul, ibunya yang kurang perhatian
kepadanya karena harus bekerja keras seorang diri, serta ejekan-ejekan
yang ia terima dari teman-teman sekolahnya, hingga dijauhi oleh sahabat
terdekatnya sendiri.Suatu ketika setelah perlombaan Regional dan Akeelah akan masuk dalam lomba Nasional di Wasington DC , Dr Laraabe berkata kepada akeelah bahwa beliau akan berhenti melatihnya , karena akeelah telah banyak memahami etimologi,konsep-konsep lainnya yang telah diajarkannya , dengan 4 buah kardus Dr.Laraabe membekali akelaah , dan akeelah pun meninggalkan Dr.Larabee dengan meninggalkan sebuah kotak kecil dan diapun berkata " selamat natal " pada Dr.Larabee .“Ketakutan terdalam kita bukan karena kita tidak cakap. Ketakutan terdalam kita adalah kekuatan kita dalam mengukur. Kita bertanya pada diri sendiri, siapakah aku sehingga aku cerdas, hebat, berbakat dan menakjubkan? Sebenarnya, siapa dirimu? Kita dilahirkan untuk membuat manifestasi kemuliaan Tuhan dalam diri kita. Dan begitu kita biarkan cahaya kita menyala, kita tanpa sadar memberikan orang lain kesempatan untuk melakukan hal yang sama.”
Seusai pulang dari rumah Dr.Larabee akeelah menangis tersedu sambil memeluk ibunya Ny.Anderson , dengan motivasi yang kuat Ny.Anderson dapat menguatkan hati akeelah dengan memberi saran agar akeelah " berlatih tidak hanya dengan 1 orang bahkan kamu dapat berlatih dengan 50.000 pelatih "
Sepanjang proses perlombaan , nilai-nilai yang bisa kita ambil pelajaran, yaitu tolong-menolong meskipun kita bisa saja mengabaikannya untuk kepentingan kita sendiri. Rela mengorbankan semua impian kita demi kebahagiaan orang lain. Bahkan, pada momen-momen penting sekalipun, mereka tidaklah egois, mereka sama-sama memberikan kesempatan kepada satu sama lain untuk melakukan yang terbaik yang mereka mampu capai. Tidak egois, meskipun mereka bisa saja merebut kesempatan emas yang ada di depan mata, namun menimbulkan ketidakadilan bagi yang lain.
“Kau tidak perlu khawatir tentang hari esok, ataupun hari kemarin, yang terpenting ialah mengetahui bahwa kau telah melakukan yang terbaik yang kau bisa.”
Komentar
Posting Komentar