Tarwiyah
bersama Senja Batu Bengkung
Hari
itu tepat tanggal 8 Dzulhijjah 1437 H yang mayoritas umat Islam melaksanakan
puasa sunah yakni puasa tarwiyah. Aku dan kawan sejuangpun tak lupa ikut
berlomba menjalankan sunnah dan ingin mendapatkan keutaman dari puasa tersebut.
Hari itu pun merupakan libur panjang bagi kami kalangan mahasiswa. Untuk
memanfaatkan waktu libur aku dan kawan sejuangku berencana berangkat piknik di
daerah Malang selatan.
Mas
joko, Aa’ Pi’i, Rizki Teguh, Mbak Nuha, Mbak Kuyay, Nindun, Balabala dan Aku.
Tim piknik edisi tarwiyah kali ini. Mereka bukan sekedar kawan biasa melainkan
kawan sejuangku. Rencana disusun malam harinya, tempat tujuan yang akan kami
tuju esok hari adalah Pantai Gatra. Ya, kami memilih tempat itu karena beberapa
alasan yang salah satunya adalah pantai yang belum pernah dikunjungi siapapun
diantara kami.
Malang
selatan dikenal dengan banyaknya panorama pantai yang menakjubkan bahkan mampu
membius oleh keindahan alamnya. Namun, semua keindahan itu harus ditempuh
beberapa jam dan melewati jalan yang berliku, curam bahkan masih berupa jalan
tanah. Perjalanan ditempuh menggunakan sepeda motor yang sudah kami siapkan
sebelumnya. Waktu yang kami tempuh sekitar tiga jam perjalanan.
Saat
sampai di Malang selatan, tepatnya Kecamatan Gedangan.
Disebuah
perempatan kami berhenti dan turun, mencari arah menuju Pantai Gatra. Namun,
tak kunjung kami temukan. Dengan keputusan yang agak tergesa, kami berniat
melanjutkan perjalanan kami menuju arah Sendang Biru, yang mana disekitar situ banyak
pilihan pantai yang menarik.
Jalan
yang luas, dengan berhias barisan pantai yang berjejer, tebing kapur yang
indah, serta angin dingin yang terus berhembus. Seperti itulah gambaran yang
menemani perjalan kami. Kami berhenti, melihat sebuah gapura bertuliskan “Batu
Bengkung”. Entah kenapa kaki kami tertarik menuju pantai itu. Dengan wajah
penasaran kami mulai memasuki area parkir. Sempat sedikit kecewa, karena kami
disambut ombak yang cukup besar, sehinga niatan kami berendam dan menikmati air
pantai pun terkikis.
Memasuki
kawasan pantai, sepeda motor yang kami naiki tak henti menyusuri pantai untuk
menelisik lebih lanjut. Yang kami harapkan saat itu adalah sebuah tempat yang
bisa membius kami. Setelah sepeda motor kami parkir, seketika mata kami melihat
deburan ombak yang indah, batu karang yang panjang berderet, sekumpulan orang
yang sedang menikmati air yang tenang, serta tebing tinggi dengan lautan lepas
yang menantang. Kami dapati semua itu, sungguh mengasyikkan.
Saat
menyusuri pantai, ide untuk menaiki tebing pun muncul di benak salah satu
diantara kami. Aku yang sedang menjalankan tarwiyah dan memiliki syndrome takut
dengan ketinggian dan ombak yang keras mulai memberi alibi untuk tidak ikut
bersama mereka. Namun, semua itu tak dihirau oleh mereka, teman-temanku justru
memberikan dorongan yang kuat. Tak ambil lama keputusan, kami pun tetap
melanjutkan perjalanan yang menantang ini.
Tentang
aku yang ketakutan dan hampir tak mampu bernafas.
Langkah
demi langkah ku lakukan, aku bertekad agar bisa seperti yang lain, tapi
ternyata sulit. Aku tetap menoleh ke bawah dan melihat ombak yang besar dan
deburan yang kuat. Jantungku terasa semakin cepat, kringatku keluar bercucuran,
namun badanku semakin dingin. Aku yakin, rasa takutku sudah di ubun-ubun.
“Kalau
kamu tidak melawan rasa takutmu, kamu tidak akan melewatinya, bahkan takutmu
akan bersemayam dalam tubuhmu, tenanglah, kita akan selalu membantumu disini,
kamu tidak sendiri” begitulah ucap salah seorang temanku. Sungguh, setelah itu,
aku bertekad terus hingga menuju sebuah ujung karang yang besar.
Kami
terus bahu membahu agar sampai disebuah tempat yang kami inginkan.
Disebuah
ujung karang, terlihat jelas lautan lepas, indah sekali ciptaan Tuhan.
Titanium Drill Bits
BalasHapusTitanium aftershokz titanium Drill titanium cross necklace Bits. Description. A suunto 9 baro titanium type of Drill that is suitable for heavy duty titanium white fennec and ground scrapers. Includes the core and core for a full assembly. 2017 ford fusion energi titanium