Langsung ke konten utama

Jalan itu akan Secerah sang Mentari pagi

Selamat Pagi .. tersenyumlah karena sang mentari kali ini mengalahkan mendung pekat di langit :)
berbagi sedikit cerita..
Semenjak kakiku melangkah ke Kota Perantauanku, aku benar-benar ingin menata niat ku tuk menimba ilmu, saat itu beberapa hari sebelum ku berangkat menuju perantauanku, Bapak berpesan "sampean, lak memang niat kuliah seng tenanan lan cepet lulus, kunci mung tirakat saking gudone awak lan nafsu, bapak ibuk ridhoi sampean pokok sampean manut kalian bapak ibuk", dan saat itu ku terdiam meresapi semua kata-kata tersebut, jawaban yang keluar dari mulutku hanyalah jawaban"nggeh.." namun hatiku ini telah banyak berkata, bahwa aku harus mampu memegang kata-kata tersebut, bismillah..
yahh.. semester demi semester kulalui, hingga kini ku menginjak semseter ke-empat. Banyak pengalaman yang telah kulalui, namun itu belum dari setengah bagian perjalananku disini. Syukurku tak pernah hilang karena ku dipertemukan dengan para teman yang lebih dari teman, sejuang, sepemikiran, dan se se lainnya.


Saat semester awal , ku tak mempunyai dasar yang baik dalam hal diskusi di depan orang banyak, namun, semua itu ingin ku tlateni, ingin ku geluti, agar aku mampu berubah, memang jalan itu tak selalu datar, kadang naik, turun, bahkan berbelok, saat menanjak, hampir aku menyerah, namun di semseter ke-tiga ku temukan hal yang berbeda, yaa.. mereka-mereka yang mau menggandeng erat tangan temannya melebihi sahabat.
Ternyata tak henti karena hal tersebut, saat itu aku semakin menggeluti dunia seniku, yang sejak ku duduk di bangku Sekolah Dasar, ku coba mengikuti beberapa tes masuk salah satu unit UKM seni yang bernafaskan pada Sholawat, yahh.. aku lolos! alhamdulillah. Setelah itu, sering ku berlatih bersama teman-temanku, dan hasilnya ku merasa semakin ku belajar semakin ku merasa bodoh, kenapa ? yah.. karena ku merasa kemampuanku tak sebagus yang lain, semangatku pun semakin berkibar, hingga kami mengikuti beberapa lomba, dengan niatan menambah beberapa pengalaman.

---Tobe Continue---

Komentar

Postingan populer dari blog ini

movie review : HAFALAN SHALAT DELISA

Genre : Drama Producer: Chand Parwez Servia Directed by : Sony Gaokasak Author manuscript : Armantono Company movie : Starvision ( The story lifted from the novel with the title " Hafalan shalat Delisa" by Tere Liye . ) movie review : HAFALAN SHALAT DELISA BY : TERE LIYE Seven year anniversary of the tsunami disaster in Aceh on December 26, 2004, a family drama set in the back of one of the greatest tragedies of mankind nature has ever experienced was released in theaters many places in Indonesia. Titled memorize prayers Delisa, a novel titled the same as the work of Tere Liye. The story of the efforts of a child who survived the tsunami to continue his life, memorizing prayers Delisa recognized to have some moments that can make the audience were shocked and sympathize with all the trials through which the characters present in the story of this film.

Manusia dan Harapan yang bersifat Das Sein dan Das Sollen - ISBD

BAB I PENDAHULUAN A.                 LATAR BELAKANG          Pada dasarnya manusia dan harapan itu berada dalam satu naungan atau berdampingan. Setiap manusia pasti mempunyai harapan, manusia tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing.          Harapan juga harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Allah SWT. Agar harapan bisa terwujud, maka manusia harus berusaha dengan sungguh-sungguh dan diikuti dengan berdo’a kepada Allah SWT. Hal ini disebabkan karena harapan dan kepercayaan tidak dapat dipisahkan. Harapan dan kepercayaan merupakan bagian dari hidup manusia selama di dunia karena setiap manusia mempunyai harapan dan kepercayaan kepada Allah SWT. B.                  RUMUSAN MASALAH 1.       Apa pengertian dari Manu

Apa itu Rebana Al-Banjari ??

Rebana yakni sebuah alat yang terbuat dari kulit lembu menyerupai bedug pada masjid , namun berukuran kecil , sehingga cara memainkannya pun dengan di bawa oleh tangan kiri , dan di mainkan dengan tangan kanan . Bagi masyarakat Melayu di negeri Pahang , permainan rebana sangat populer, terutamanya di kalangan penduduk di sekitar Sungai Pahang . Tepukan rebana mengiringi lagu-lagu tradisional seperti indong-indong, burung kenek-kenek, dan pelanduk-pelanduk. Di Malaysia, selain rebana berukuran biasa, terdapat juga rebana besar yang diberi nama Rebana Ubi , dimainkannya pada hari-hari raya untuk mempertandingkan bunyi dan irama . (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Rebana ) Saya mengenal rebana pertama kali saat bersekolah di bangku Sekolah Dasar , saat itu di tempat mengajiku aku pertama kali menerima rumusan-rumusan rebana , DTT DDDT TD TT .. :D lucu saat aku pertama kali mendengarnya ...